(Sumber : ibnuabbaskendari.wordpress.com )
Sesungguhnya perbuatan dosa bisa mematikan hati dan melemahkan jiwa. Hal ini dikarenakan jika seorang hamba berbuat dosa maka ada noktah hitam yang melekat di hatinya. Jika bertambah dosanya, bertambah pula noktah hitam di hatinya, hingga tidaklah seorang hamba membiasakan dosa, kecuali hatinya menjadi hitam pekat, sehingga cahaya kebenaran sulit menembus dan menerangi hatinya.
Tetapi, dosa itu bertingkat-tingkat, ada yang ditangguhkan balasannya pada hari kiamat dan ada pula yang disegerakan di dunia sebelum di akhirat, maka pada edisi kali ini, akan kami paparkan untuk para pembaca, di antara dosa-dosa yang disegerakan balasannya di dunia sebelum di akhirat, supaya kita –kaum muslimin- bisa terhindar dan tidak terjatuh di dalamnya.
1. Rakus dan tamak terhadap dunia
Berlebihan dalam mengejar dunia bisa menyeret pelakunya dalam kebinasaan dan kesedihan, Allah pun menghadiahkan untuknya dua balasan yang disegerakan di dunia, yang pertama : Allah cerai-beraikan urusannya, dan yang kedua : Allah jadikan dia terpuruk dalam kefakiran dan terputus dari sifat qona’ah, hal ini sebagai mana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
"Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya, maka Allah akan jadikan kekayaan ada dalam hatinya, Allah himpun kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang ia tidak menginginkannya, dan (sebaliknya) barangsiapa menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Allah jadikan kefakiran ada di depan matanya, Alloh cerai beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah Allah takdirkan untuknya". (HR. at-Tirmidzi : 2465 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah L 949)
2. Zalim dan durhaka kepada orang tua
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia; kedzoliman dan durhaka (pada orang tua)". (HR. Hakim dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah : 1120)
Hal ini dikarenakan terkabulnya doa orang tua, apalagi di saat orang tua terdzolimi, kemudian ia menengadahkan tangannya ke langit, mengadukan sakit hatinya kepada Allah, maka doa orang tua ini akan bergerak dan berhembus menuju angkasa, menembus awan, mencapai langit, dan diamini oleh para malaikat, kemudianAllah Ta’ala mengabulkannya .. Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin dari berbuat dzolim dan durhaka kepada kedua orang tua!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tiga doa yang tidak tertolak : doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang terdzolimi". (HR. al-Baihaqi dalam Sunan Kubro : 6185 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah : 1797)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang di atas awan".
Kemudian Allah berkata, "Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku pasti menolongmu meskipun setelah berlalunya waktu". (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 117)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang menuju langit". (Dishohihkan al-Albani dalamShohih al-Jami’ : 118)
Hal ini juga menunjukkan betapa agungnya hak kedua orang tua kita, sampai-sampai Allah meletakkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban menyembah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu". (QS. an-Nisa’ : 36)
3. Meninggalkan dakwah (amar ma’ruf dan nahi mungkar)
Dakwah merupakan perkara penting yang harus ditegakkan di tengah-tengah masyarakat, karena jika tiang dakwah ini tumbang maka hancurlah masyarakat, tersebarlah maksiat, dan di saat itulah murka Allah datang menyapa.
Berikut ini kami cantumkan hadits yang memberikan perumpamaan apik tentang akibat meninggalkan dakwah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Perumpamaan orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan orang tidak melakukannya ibarat suatu kaum yang naik sebuah kapal kemudian sebagian ada yang di atas dan sebagian yang lain ada di bawah, kemudian orang yang berada di bawah apabila ingin mengambil air maka mereka melewati orang-orang yang ada di atasnya dan otomatis mengganggunya, maka (orang-orang yang ada di bawah) berkata : seandainya kita lubangi saja perahu ini niscaya kita bisa mengambil air dengan mudah tanpa mengganggu orang yang ada di atas kita, maka jika mereka biarkan melaksanakan apa yang mereka inginkan niscaya mereka semua akan tenggelam binasa, dan apabila mereka dicegah maka mereka semua akan selamat". (H.R. Al-Bukhori : 2361)
Demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perumpamaan tentang bahaya meninggalkan amar ma’ruf, yang mana Allah Ta’ala akan menyegerakan akibat meninggalkan dakwah, sebagaimana yang dituturkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
"Sesungguhnya jika manusia melihat orang yang berbuat dzolim kemudian tidak mencegahnya, maka dikhawatirkan Allah akan mengirim adzab kepada mereka secara merata". (Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya : 4340, dan dishohihkan al-Albani dalam asy-Shohihah : 1564).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaklah kalian benar-benar mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau jika tidak, hampir dipastikan Allah akan mengirim adzab untuk kalian". (Diriwayatkan at-Tarmidzi dalam Sunannya : 2169, dan Al-Albani mengatakan, “hasan lighorihi”, dalam Shohih at-Targhib wa at-Tarhib : 2313)
4. Sombong
Sombong merupakan perangai tercela, yang mengundang murka Allah Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Allah ‘Azza wa Jalla berkata, ’Kemuliaan adalah sarung-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku, maka barangsiapa menyaingi-Ku dalam satu di antara dua hal tersebut, Aku akan mengadzabnya’. (HR. Muslim)
Tidak hanya cukup di sini, bahkan Allah pun menyegerakan balasan bagi orang yang berbuat sombong dengan menjadikannya dalam kehinaan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba kecuali di atas kepalanya ada hakamah (kinayah untuk kehormatan atau kedudukan) yang berada di tangan malaikat, maka jika hamba tadi rendah hati (tawadhu’) maka dikatakan kepada malaikat: angkatlah kedudukannya dan jika dia sombong maka dikatakan kepada malaikat: rendahkan dirinya". (H.R. Thobroni dan dihasankan al-Albani dalam asy-Shohihah: 538).
5. Al-Mas’alah (meminta- minta/mengemis)
Meminta-minta adalah pekerjaan hina dan nista yang dibenci Islam, dan barangsiapa menjadikan pekerjaan ini sebagai suatu profesi untuk menumpuk harta dan memperkaya diri, maka Allah akan menjadikan dirinya terjatuh dalam lembah kemiskinan dan selalu dalam kekurangan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kecuali Allah bukakan untuknya pintu kefakiran". (H.R. Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam shohih at-Targhib: 2462)
Selain balasan yang disegerakan di dunia berupa kemiskinan, perbuatan meminta-minta juga diancam dengan adzab pada hari Kiamat.
"Barangsiapa meminta-minta manusia untuk memperkaya diri, maka sebenarnya dia meminta bara api". (H.R. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
"Tidaklah salah satu di antara kalian selalu meminta-minta kecuali dia akan bertemu Allah pada hari kiamat sedang wajahnya tidak berdaging". (H.R. Bukhori: 1405 dan Muslim: 2443)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Madarij as-Salikin:
”Hukum asal meminta-minta adalah haram, kecuali dalam kondisi darurat.”
Insya Allah bersambung..........
Sesungguhnya perbuatan dosa bisa mematikan hati dan melemahkan jiwa. Hal ini dikarenakan jika seorang hamba berbuat dosa maka ada noktah hitam yang melekat di hatinya. Jika bertambah dosanya, bertambah pula noktah hitam di hatinya, hingga tidaklah seorang hamba membiasakan dosa, kecuali hatinya menjadi hitam pekat, sehingga cahaya kebenaran sulit menembus dan menerangi hatinya.
Tetapi, dosa itu bertingkat-tingkat, ada yang ditangguhkan balasannya pada hari kiamat dan ada pula yang disegerakan di dunia sebelum di akhirat, maka pada edisi kali ini, akan kami paparkan untuk para pembaca, di antara dosa-dosa yang disegerakan balasannya di dunia sebelum di akhirat, supaya kita –kaum muslimin- bisa terhindar dan tidak terjatuh di dalamnya.
1. Rakus dan tamak terhadap dunia
Berlebihan dalam mengejar dunia bisa menyeret pelakunya dalam kebinasaan dan kesedihan, Allah pun menghadiahkan untuknya dua balasan yang disegerakan di dunia, yang pertama : Allah cerai-beraikan urusannya, dan yang kedua : Allah jadikan dia terpuruk dalam kefakiran dan terputus dari sifat qona’ah, hal ini sebagai mana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
"Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya, maka Allah akan jadikan kekayaan ada dalam hatinya, Allah himpun kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang ia tidak menginginkannya, dan (sebaliknya) barangsiapa menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Allah jadikan kefakiran ada di depan matanya, Alloh cerai beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah Allah takdirkan untuknya". (HR. at-Tirmidzi : 2465 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah L 949)
2. Zalim dan durhaka kepada orang tua
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia; kedzoliman dan durhaka (pada orang tua)". (HR. Hakim dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah : 1120)
Hal ini dikarenakan terkabulnya doa orang tua, apalagi di saat orang tua terdzolimi, kemudian ia menengadahkan tangannya ke langit, mengadukan sakit hatinya kepada Allah, maka doa orang tua ini akan bergerak dan berhembus menuju angkasa, menembus awan, mencapai langit, dan diamini oleh para malaikat, kemudianAllah Ta’ala
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tiga doa yang tidak tertolak : doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa orang yang terdzolimi". (HR. al-Baihaqi dalam Sunan Kubro : 6185 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah : 1797)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang di atas awan".
Kemudian Allah berkata, "Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku pasti menolongmu meskipun setelah berlalunya waktu". (Dishohihkan al-Albani dalam Shohih al-Jami’ : 117)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Takutlah terhadap doa orang yang terdzolimi, karena ia akan terbang menuju langit". (Dishohihkan al-Albani dalamShohih al-Jami’ : 118)
Hal ini juga menunjukkan betapa agungnya hak kedua orang tua kita, sampai-sampai Allah meletakkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban menyembah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu". (QS. an-Nisa’ : 36)
3. Meninggalkan dakwah (amar ma’ruf dan nahi mungkar)
Dakwah merupakan perkara penting yang harus ditegakkan di tengah-tengah masyarakat, karena jika tiang dakwah ini tumbang maka hancurlah masyarakat, tersebarlah maksiat, dan di saat itulah murka Allah datang menyapa.
Berikut ini kami cantumkan hadits yang memberikan perumpamaan apik tentang akibat meninggalkan dakwah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Perumpamaan orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan orang tidak melakukannya ibarat suatu kaum yang naik sebuah kapal kemudian sebagian ada yang di atas dan sebagian yang lain ada di bawah, kemudian orang yang berada di bawah apabila ingin mengambil air maka mereka melewati orang-orang yang ada di atasnya dan otomatis mengganggunya, maka (orang-orang yang ada di bawah) berkata : seandainya kita lubangi saja perahu ini niscaya kita bisa mengambil air dengan mudah tanpa mengganggu orang yang ada di atas kita, maka jika mereka biarkan melaksanakan apa yang mereka inginkan niscaya mereka semua akan tenggelam binasa, dan apabila mereka dicegah maka mereka semua akan selamat". (H.R. Al-Bukhori : 2361)
Demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perumpamaan tentang bahaya meninggalkan amar ma’ruf, yang mana Allah Ta’ala akan menyegerakan akibat meninggalkan dakwah, sebagaimana yang dituturkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
"Sesungguhnya jika manusia melihat orang yang berbuat dzolim kemudian tidak mencegahnya, maka dikhawatirkan Allah akan mengirim adzab kepada mereka secara merata". (Diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya : 4340, dan dishohihkan al-Albani dalam asy-Shohihah : 1564).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaklah kalian benar-benar mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran, atau jika tidak, hampir dipastikan Allah akan mengirim adzab untuk kalian". (Diriwayatkan at-Tarmidzi dalam Sunannya : 2169, dan Al-Albani mengatakan, “hasan lighorihi”, dalam Shohih at-Targhib wa at-Tarhib : 2313)
4. Sombong
Sombong merupakan perangai tercela, yang mengundang murka Allah Ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Allah ‘Azza wa Jalla berkata, ’Kemuliaan adalah sarung-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku, maka barangsiapa menyaingi-Ku dalam satu di antara dua hal tersebut, Aku akan mengadzabnya’. (HR. Muslim)
Tidak hanya cukup di sini, bahkan Allah pun menyegerakan balasan bagi orang yang berbuat sombong dengan menjadikannya dalam kehinaan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba kecuali di atas kepalanya ada hakamah (kinayah untuk kehormatan atau kedudukan) yang berada di tangan malaikat, maka jika hamba tadi rendah hati (tawadhu’) maka dikatakan kepada malaikat: angkatlah kedudukannya dan jika dia sombong maka dikatakan kepada malaikat: rendahkan dirinya". (H.R. Thobroni dan dihasankan al-Albani dalam asy-Shohihah: 538).
5. Al-Mas’alah (meminta-
Meminta-minta adalah pekerjaan hina dan nista yang dibenci Islam, dan barangsiapa menjadikan pekerjaan ini sebagai suatu profesi untuk menumpuk harta dan memperkaya diri, maka Allah akan menjadikan dirinya terjatuh dalam lembah kemiskinan dan selalu dalam kekurangan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kecuali Allah bukakan untuknya pintu kefakiran". (H.R. Ahmad dan dishohihkan al-Albani dalam shohih at-Targhib: 2462)
Selain balasan yang disegerakan di dunia berupa kemiskinan, perbuatan meminta-minta juga diancam dengan adzab pada hari Kiamat.
"Barangsiapa meminta-minta manusia untuk memperkaya diri, maka sebenarnya dia meminta bara api". (H.R. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
"Tidaklah salah satu di antara kalian selalu meminta-minta kecuali dia akan bertemu Allah pada hari kiamat sedang wajahnya tidak berdaging". (H.R. Bukhori: 1405 dan Muslim: 2443)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata dalam kitabnya Madarij as-Salikin:
”Hukum asal meminta-minta adalah haram, kecuali dalam kondisi darurat.”
Insya Allah bersambung..........